Wajah Ramah Granada

Yang membuat kami senang dalam perjalanan ke Granada bukan cuma keindahan Alhambra, tapi juga keramahan dan kehangatan orang-orangnya. Penduduk kota delima (= granada dalam bahasa Spanyol) ini juga hidup dengan waktu yang lambat, tak terburu-buru berjalan kaki, sedikit mengingatkan kami pada Yogyakarta tercinta.

Penduduk di sini doyan ngobrol. Termasuk supir busnya. Satu waktu, dalam perjalanan ke Mirador de Moryama, minibus yang kami tumpangi berpapasan dengan minibus lain. Kedua bus berhenti sebentar, barang semenit, supirnya saling menyapa dan entah ngobrol apa. Dipikir-pikir mirip kelakuan supir Kopaja atau Metro Mini di Jakarta, hahaha.

Ketika pulang dari Mirador de Moryama, seorang lelaki dengan dua anak naik minibus. Dia bertemu dengan seorang perempuan tua kenalannya di dalam minibus, lalu sibuk bercanda dan bercakap-cakap sepanjang jalan.

Di restoran, semua orang lokal tampaknya senang sekali makan sembari ngobrol dengan volume lumayan lantang. Seru dan ramai.

Kemarin sore saat kami pulang dari Sevilla, kebetulan bertemu dengan seorang bapak yang juga sekereta ketika kami pergi paginya dari Granada. Si bapak ini sudah lumayan tua, mungkin 60-an, tapi masih tampan dan necis. Dia duduk bersama kami dan dari raut mukanya ingin sekali ngobrol, jadi akhirnya kami beberapa kali mengajaknya bicara di sela membaca dan terlelap sepanjang jalan. Menurutnya sih, memang orang Spanyol pada umumnya ramah, menikmati hidup, dan doyan ngobrol.

Hari ini kami ke Albaicin untuk jalan-jalan, naik minibus lagi. Kali ini tiba-tiba seorang perempuan tua melambaikan tangannya ke si supir. Minibus berhenti sebentar, lalu si nenek mengatakan sesuatu kepada sang pengemudi, entah apa karena saya nggak ngerti bahasa Spanyol.. Tapi si supir lantas tertawa lalu mencium pipi wanita tua itu lewat jendelanya yang terbuka, sebelum kembali menjalankan minibusnya.

Hal-hal kecil tapi hangat dan menyenangkan di Granada.

Komentar via Facebook | Facebook comments

← Previous post

Next post →

2 Comments

  1. Fariz

    Granada, the Jogja of Europa 🙂 Kalo ada ulasan tentang kota di Jerman, I’d love to read that

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *