Apa yang terjadi jika kreator menguasai dunia? Kalau kreatornya peduli, maka dunia akan jadi lebih baik.

Dalam industri kreatif, para kreator adalah penggeraknya. Awalnya, motivasi mereka terjun di industri ini biasanya tak jauh-jauh dari urusan duniawi. Misal, perlu eksistensi sehingga berusaha meraup sebanyak mungkin pengikut dan penggemar, butuh uang sehingga berupaya menarik sebanyak mungkin klien, atau seringkali gabungan dari keduanya.

Saat kreator sudah mendapatkan tujuan awalnya, sukses membetot perhatian jutaan orang dan mengumpulkan miliaran rupiah, kemudian apa? Beberapa merasa kehilangan motivasi, juga ingin menjadi bagian dari suatu tujuan yang lebih besar.

Seperti yang diungkapkan Ayang Cempaka, ilustrator sukses dengan lebih dari 100 ribu pengikut di Instagramnya:

“I want to infuse my creative work with more meaning, a greater purpose, which will help guide me through the challenging times. Have you ever feel the urge to level-up yourself and grow bigger?”

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Ayang Cempaka (@ayangcempaka) on

Beberapa hari setelah post berujung pertanyaan itu, Ayang Cempaka mengumumkan ia sudah memutuskan ingin berperan membuat perubahan. Karyanya tak lagi untuk dijual sebagai produk biasa, namun diposisikan sebagai alat pendorong perubahan.

“I really hope that my drawings not only can brought joy but also can make a difference and can make a positive impact on the lives of others. For 2019, I’m planning to focus to endangered animals in Indonesia as a big theme. As the world struggles with plenty environmental problems, it’s more important than ever before to educate our children about the importance of helping solve these issues.”

Ayang Cempaka tidak sendirian di Indonesia. Ada banyak kreator lain yang juga semangat mendukung perubahan sosial sesuai dengan semangatnya. Aktris Hannah Al-Rashid dan penyanyi Lala Karmela, misalnya, konsisten mendukung kampanye hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Sedangkan Nugie, Putri Marino, Chicco Jerikho, Joe Taslim, Arifin Putra, Davina Veronica, dan Baim Wong ramai-ramai mendukung penghentian perdagangan ilegal satwa liar. Biasanya mereka melakukannya dengan pro bono, alias tak memungut biaya untuk penggagas kampanye tersebut (ya iyalah, uang sudah bukan lagi prioritas untuk mereka 🙂 ).

Ini sebetulnya sejalan dengan tren global. Para kreator, yang berpengalaman bekerja dengan berbagai klien komersial, bisa menggunakan keahliannya itu untuk mendorong beragam kampanye demi kebaikan sosial. Mereka sudah memiliki pengikut setia di media sosial dan dunia nyata, jago menyampaikan pesan, serta punya tujuan sama dengan organisasi dan inisiatif untuk perubahan. Kemampuan mereka mempengaruhi publik berpotensi meraup lebih banyak lagi dukungan publik untuk kampanye yang berdampak bagi masyarakat dan lingkungan.

Aktris Emma Watson, misalnya, vokal mendukung feminisme dan fashion ramah lingkungan. Penyanyi John Legend bersuara menentang kekerasan seksual yang dilakukan sesama penyanyi, R. Kelly.

Maka kalau ada yang pesimistis kreator hanya melulu mengejar uang dan ketenaran, mungkin mereka belum tahu bahwa kreator pun bisa jadi penggerak perubahan sosial.

Jadi, meme ini hanya becandaan saja ya, Opa Marx. Karena bukan cuma konflik meme yang bisa memicu perubahan sosial 🙂

Meme disalin dari memegenerator.

@GetCraft_ID mengadakan kompetisi kreatif untuk menjawab pertanyaan ‘Apa jadinya dunia ketika kreator menguasai dunia?’ Bantu saya memenangkan 100 juta rupiah dengan cara memberi likes, komentar, atau share karya saya ke teman-teman lainnya! bit.ly/idcreatorsruletheworld #GetCraft #WhenCreatorsRuleTheWorld

Komentar via Facebook | Facebook comments