Kartu Pos

Belakangan, saling kirim kartu pos sepertinya jadi hal yang disukai banyak orang, ya. Tadinya saya cuma ngirim kalau diminta beberapa kawan. Lantas saya iseng minta imbalan dikirimi balik (terima kasih yaaaa wahai para pengirim!). Eh, ternyata menyenangkan rasanya dapat kartu pos, serasa berarti di dunia ini. *lebay* Yang jelas, saya merasa ikut memperjuangkan nasib para pegawai pos supaya pekerjaan mereka nggak lenyap, hahaha.

Saya juga mewajibkan diri membeli kartu pos untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Sekadar untuk penanda dan pengingat bahwa saya pernah mampir di tempat-tempat itu. Kartu-kartu pos itu dan beberapa potongan gambar yang menarik saya tempelkan di dinding kamar, sekalian buat menutup kertas pelapis yang robek di beberapa titik.

Ini tiga kartu pos baru saya:

Dari Fame dan Mawan saat main ke Hanoi, Vietnam.

Dari orang tua saya ketika bertandang ke Tokyo.

Juga dari orang tua tercinta, sewaktu di Kyoto.

Ini dia penampakan dinding kamar saya, makin lama makin ramai.

Ada kartu pos yang saya beli dari Alghero, Alhambra, Cordoba, Sevilla, Koln, Berlin, Firenze, dan Pisa. Lalu ada pula yang dikirim Yoga dari Yekaterinburg dan Moskow, plus Nila dari Ho Chi Minh City. Sebentar lagi saya tempel tiga kartu pos terbaru di dinding itu — masih harus beli perekatnya, kelupaan melulu hehehe.

Jika kamu ingin juga dikirimi kartu pos, silakan tinggalkan pesan di laman ini. Nanti saya kontak via email untuk dapat alamatmu. Satu orang satu kartu ya, prioritasnya buat yang belum pernah kebagian… 🙂

Kalau mau, bisa pilih dari kota atau negara berikut ini, yang bakal saya kunjungi tak lama lagi: Venesia, Verona, Milan (ketiganya pertengahan Juni nanti), Jakarta, Bangkok (keduanya awal Juli), Barcelona (akhir Juli), Budapest (setelah September). Oh ya, tentu kota-kota di Belanda seperti Amsterdam, Rotterdam, Utrecht, Delft, Maastricht, dan Den Haag — kota tempat saya tinggal hingga September — juga bisa jadi pilihanmu.

Salam sahabat pena! *halaaaah*