Ada banyak cara menunjukkan rasa cinta tanah air, dan dukungan terhadap perekonomian negeri sendiri.
Saya bukanlah (atau belum menjadi) bagian dari pejabat pembuat keputusan yang bisa menentukan dan mempengaruhi nasib bangsa secara signifikan. Tapi sungguh, saya cinta Indonesia. Dan saya mencoba memulai dari hal kecil: menggunakan barang-barang buatan dalam negeri, termasuk pembalut.
Ya, pembalut yang sebenarnya tidak membalut tapi menampung itu, hahaha. Pembalut, barang yang sangat penting untuk perempuan tapi sering dianggap remeh dan dipandang jijik.
Tahukah kamu, ternyata di rak toko swalayan, mayoritas pembalut adalah produk impor? (Saya tidak tahu, dari segi penjualan, apakah produk impor pula yang menguasai pangsa pasar.) Dan salah satu variannya sempat saya pakai bertahun-tahun tanpa peduli asalnya.
Sore tadi, saat bertandang ke toko swalayan di Pasaraya Grande, saya sempatkan menengok deretan pembalut itu. Ini hasilnya:
Softex, merek yang paling populer (dan sering dijadikan sinonim pembalut dalam percakapan sehari-hari), ternyata tidak memproduksi semua variannya di dalam negeri. Varian softex deluxe light airy, beberapa macam V-class series (ini lini menengah atasnya Softex), dan softex maternity dibuat di Cina. Softex yang lebih murah, yakni saniseal, superdeluxe body contour, dan ultraplus dry sensation adalah buatan Indonesia.
Enam varian Hers Protex adalah buatan lokal, begitu juga Bagus Nina (ya, ini buatan produsen kamper Bagus) yang cuma ada dua macam, yaitu pembalut untuk siang hari dan satunya lagi untuk malam hari.
Lima macam pembalut bermerek Whisper yang saya temukan semuanya dibuat dan diimpor dari Thailand.
Beberapa varian Laurier, yakni super maxi, super maxi wing, super maxi long, super regular, dan super regular wing, dibuat di pabrik Kao di Indonesia. Sedangkan jenis relax night super slim guard dibikin di Thailand, sementara superguard dan slimguard diproduksi di Cina.
Charm ultra slim wing, maxi wing, extra maxi wing,active slim, extra regular, super comfort 28 cm, dan super comfort 28 cm wing adalah buatan dalam negeri. Thailand memproduksi varian super comfort 35 cm, dan Cina membuat pembalut terpanjang yang saya tahu: 40,5 cm.
Nah, yang bikin saya bingung adalah deretan pembalut Kotex. Sebagian variannya mencantumkan “diproduksi di Jababeka, Indonesia” dan juga “diproduksi di Vietnam” di kemasannya. Hayo, artinya isinya campur-campur asalnya, ataukah kemasannya dibuat di satu tempat tapi digunakan di Indonesia sekaligus Vietnam?
Varian Kotex dengan label produksi dua negara ialah soft n smooth slim, soft n smooth slim wing, soft n smooth maxi plus, dry comfort maxi, dan dry comfort maxi wing. Adapun Kotex soft n smooth heavy flow, soft n smooth ultrathin, dry comfort heavy flow, dan dry comfort ultrathin diimpor dari Vietnam.
Sekilas, saya perhatikan jenis yang sederhana kebanyakan dibuat di dalam negeri. Sedangkan jenis yang lebih canggih – dengan klaim super tipis, super panjang, anti bocor dst – didatangkan dari luar negeri.
Ah, yang jelas, sekarang saya cuma mau menggunakan pembalut buatan Indonesia. Bagaimana denganmu? 🙂
Frida
Hai Bunga. Saya suka baca artikelmu tentang pembalut dan pantyliner impor. Daripada ribut soal PHK dimana2 lebih baik kita membeli dan menggunakan barang2 yang diproduksi di dalam negeri. Bisa membantu orang2 bangsa kita sendiri untuk tetap memiliki penghasilan dengan membeli produk dalam negeri. Trims Bunga