Tidak bisa ditebak, tidak bisa diramalkan.
Hanya bisa direncanakan, diusahakan.
Hasilnya? Tergantung kita, terserah Tuhan.
Awal kuliah, aku ingin setelah lulus nanti bekerja di media-media dengan nama besar seperti Kompas dan Tempo. Misi: memberitakan kebenaran.
Setelah bergabung di pers kampus, aku merasakan sulit ya mengejar isu-isu yang serius. Kalau begitu, sepertinya lebih nikmat bergabung dengan media gaya hidup, apalagi yang isinya wisata. Visi: bersenang-senang dan dibayar.
Lulus kuliah, kirim-kirim lamaran ke mana-mana. Kebetulan waktu itu tidak banyak lowongan yang dibuka untuk posisi jurnalis di media. Jadi, masukin ke Tempo juga deh. Eh, ternyata prosesnya panjang dan ujubile bikin capek banget. Jadi aku bertekad: udah capek-capek begini, aku harus lolos! Dan ya, lolos sih. Hmmm. Gagal deh jadi jurnalis “wangi”, hihihi.
Tapi ternyata di sini bisa: memberitakan kebenaran, bersenang-senang, dan dibayar (meski minimaliiiiiisss). Ah ya, nikmati saja dulu lah (bukan berarti tanpa keluh kesah dan deru desah, hahaha).
Tetap merencanakan masa depan, meski pasti akan banyak kelokan dan tikungan.
Leave a Reply