Selamat Idul Adha!
Hari ini saya shalat Ied di KBRI Budapest. Jadwal shalat jam 9 pagi, saya niat datang jam 8.30. Dari apartemen relatif gampang ke Kedutaan, naik tram, turun di Oktogon, lalu naik metro, tinggal jalan kaki sepuluh menit. Cuma, ya namanya penjelajah tukang nyasar, di Oktogon saya naik metro ke arah yang berlawanan dan baru tahu di stasiun kedua sebelum terakhir. *jdaaaanng* Walhasil turun di Vorosmarty Ter, lalu balik arah, naik metro ke jalan yang benar. Shirathal mustaqim. Hahaha.
Sampai di jalan lokasi KBRI, saya clingak-clinguk cari pintu masuknya. Kirain bakal ada pintu yang dibuka lebar, dipenuhi banyak orang. Ternyata nggak ada. Untung ada seorang ibu yang sepertinya juga dari Indonesia dan mau shalat Ied. Setelah nanya, memastikan dugaan saya (kalau ternyata dia bukan dari Indonesia dan/atau mau shalat Ied dan/atau mau ke Kedutaan, kan percuma 😀 ), saya buntutin aja. Oh, pencet tombol intercom dekat pintu, terus pintunya otomatis dibuka operator dari dalam. *manggut-manggut ngampung*
Saya masuk jam 8.50, lumayan lah belum ditinggal shalat, hehehe. Area shalat digelar di ruang tengah Kedutaan. Jamaahnya nggak banyak, sekitar 40 orang, terbagi di tiga shaf. Beda memang dengan shalat Ied di Den Haag kemarin, berhubung di Belanda sih orang Indonesia segudang, kalau di sini orang Indonesia jumlahnya lebih minimalis.
Lamat-lamat, kami bertakbir. Ah, kalau jauh dari rumah begini rasanya kangen shalat Ied bareng keluarga, melafadz dan mendengarkan takbir dari ratusan, ribuan orang di lapangan. Barang seperempat jam kemudian, shalat dimulai, dilanjut khutbah tentang… er… tentang apa ya… yang saya tangkap, ada sekian keutamaan yang seharusnya ditempuh umat, antara lain menuntut ilmu. “Jangan sampai belajar hanya untuk dapat gelar, atau lebih buruk lagi, sudah dapat gelar tapi tidak bisa menyumbangkan apa-apa untuk masyarakat,” kata Ustadz yang belakangan saya tahu namanya Anis. Aha. Touche! 🙂
Ini pertama kali saya ke KBRI, berhubung lapor diri saya lakukan via internet karena sibuk malas. Jadi setelah shalat, saya sibuk berkenalan sana-sini. Moga-moga nama-namanya masih terpatri di memori.
Lantas, salah satu bagian paling penting yang tak saya duga adalah… makan-makaaaaaaaaaaaaaan! Makanan Indonesia, tentu! Lontong sayur, rendang iga, opor ayam, semur ayam, mihun goreng, kerupuk. Nikmat. Gratis. Dan saya makan dua ronde. Tepatnya sih 1,5 ronde karena pas nambah, cuma dikit kok. *pasang muka inosen*
Sekarang, saya siap-siap berangkat makan malam ke Cafe Yogya. Restoran Indonesia satu-satunya di Budapest itu kabarnya menyiapkan menu khusus Idul Adha: gule kambing! Semoga saya nggak kehabisan. Dan ngomongin kambing, jadi inget saya masih ngutang orang tua hahaha. Salahkan bank di sini yang kerjanya lambat, ya…
Nah, Idul Adha ini, apa yang kamu korbankan? Apa yang kamu sumbangkan untuk sesama?
Ayah
Kedutaannya keren ya, Bung! Khotibnya pasti mantan mahasiswa juga. He.he.he!!!