Hari Sabtu lalu aku piket lagi.

Jumat malamnya, aku diminta Mas Dodong – kepsek carep yang baru – untuk datang ke acara wisuda Universitas Pancasila hari Sabtu di JCC. Lha, tumben-tumbenan Tempo mau ngeliput acara wisuda? Hehe, usut punya kusut, eh, usut, ada?Mahathir Mohamad?datang memberikan orasi ilmiah.

Ooo.
Ya, news worthy lah.

Walau ternyata Mbak Grace (redaktur lainnya, yang jadi?user?untuk penugasan Mahathir ini) cuma minta aku meliput untuk rubrik Pokok Tokoh.

Jadi Sabtu pagi aku meluncur dengan?Taksi Express?(heheh, favorit?Tempo?nih) ke JCC. Sayangnya nggak bisa dapet wawancara eksklusif, jadi cuma bisa tanya-tanya sedikit pas konferensi pers. Dan karena konferensi pers, nggak bisa nanya yang ringan-ringan selayaknya wawancara Pokok Tokoh, huhu.

Ya sudahlah. Jadi ketika aku ke kantor, aku ketik saja lah satu straight news untuk?Tempo News Room. Beberapa menit kemudian, muncul deh berita itu?di sini. (pssst, salah ketiknya dari penyuntingnya lho… *ga-mau-disalahin.com*)

Pokok Tokohnya sendiri masih terlantar.
Biasa, kalau belum deadline, rasanya males ngerjain… ^^;

Soal piketnya sendiri, hari itu anomali banget : piket selesai jam 7 malam! Hore! Hehe, soalnya edisi khusus (10 tahun Reformasi) sih. Liputan khususnya sudah selesai dikoreksi hari Kamis. Jadi yang perlu dicek lagi cuma tulisan-tulisan di rubrik Nasional, Ekonomi, Opini, dan Catatan Pinggir.

Sayang, piketku berikutnya tidak jatuh lagi di edisi khusus, hehehe.
Komentar via Facebook | Facebook comments