Sepotong senja yang cantik mampir di langitku sore tadi. Pukul enam yang terang sehabis hujan. Dinding-dinding kaca gedung-gedung sombong Jalan Sudirman memantulkan berkas mentari berwarna emas tua, belum beranjak jingga. Ada aura keagungan yang sulit sekali kujelaskan. Mataku tak bisa tidak terbelalak, terpesona..
Sejenak aku membenamkan diri di tengah kaleng sarden manusia yang dilabeli bis kota. Ketika melangkah keluar, aku dihadiahi lagi senja indah itu. Kali ini ia bersalin rupa: oranye keunguan di sela-sela mega, melenakan dan menghanyutkan, seolah memanggilku berdansa di udara. Ya Tuhan, sungguh luar biasa…
Aku merasa kecil dan seumur hidupku tak akan cukup untuk menjelajahi keindahan jagad ini. Tapi aku bahagia bisa mencicipi pesona-Nya, meski mungkin cuma sedikit.
Ah, Seniman terhebat di semesta, terima kasih ya untuk pencerah hati yang dosisnya tepat hari ini. Aku cinta Kamu!
Leave a Reply