Piket malam pertamaku, dari Jumat malam sampai Sabtu siang.
Jumat malam itu adalah drama: jarak ratusan kilometer, dua kota yang berbeda, dia yang sedang memerlukan perhatian penuh, aku yang larut dalam keasyikan dunia baruku dan tak ingin diganggu gugat apalagi memperhatikannya, panggilan telepon yang tak diangkat, Taman Menteng, pertengkaran tengah malam, telepon mati kehabisan baterai, pinjaman ponsel, satu-setengah jam percakapan penuh tangisan, hidung merah dan mata sembab, perdamaian dan kesepakatan…
Lalu Sabtu paginya : godaan tak berkesudahan dari para saksi mata. Dan apakah kau tahu secepat apa informasi tersebar di kantor tercintaku? Huhu. Aku cuma bisa berharap aku masih kuat menghadapinya…
Leave a Reply