Sabtu sore tadi saya sudah bebas tugas. Gara-gara piket pagi, hari ini meski ngantuk saya harus datang cepat, jam enam, tapi (untungnya) juga bisa pulang cepat. Pulang pukul lima sore ternyata membuat limbung. Bingung. Apa yang harus saya kerjakan?
Saya memutuskan menghapus rasa penasaran akan tempat yang dinamai Komunitas Salihara. Kebetulan di depan kantor melintas Kopaja 614 ke arah Pasar Minggu. Saya cegat, saya naiki, dan.. saya sukses tertidur hahaha.
Begitu bangun, bis sudah sampai di… Wah, di mana ya? Saya belum pernah naik bis ini, jadi saya sibuk melihat kanan-kiri, mencoba mengenali sedang di mana. Hmm, saya melewati Jalan Benda dan Kemang Timur, yang dijejali toko-toko yang sepertinya cukup menarik. Lalu Pejaten, ah, kok agak perih membaca nama itu. Kemudian kantor Republika.
Berdasarkan peta yang saya ingat samar, lewat kantor Republika berarti saya sudah dekat Salihara. Daripada sok tahu, saya mengirim pesan pendek ke rekan kerja yang tinggal di sekitar situ, menanyakan ke arah mana saya harus menuju. Turun dari bis, dengan ojek saya sampai juga ke Salihara yang ternyata tak jauh dari tempat saya turun, hehehe.
Hooo, jadi ini toh mainan barunya GM dkk. Bangunan beton kongkrit yang menarik. Susunan ruang di Salihara agak berliku dan berbelit, dengan musholla yang terselip di basement. Karena sebagian bangunan dirancang terbuka dan hujan baru saja usai, air tergenang di mana-mana, siap menjebak kaki-kaki yang melintas.
Saya berkeliling, melihat pameran seni rupa bertajuk Dari Penjara ke Pigura. Tema pamerannya menarik, diangkat dari teks tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan. Tapi beberapa perupa agaknya terjebak menyalin teks-teks itu begitu saja ke atas kanvas.
Malam ini ada pentas tari bedaya di sana. Saya sempat tergoda menyaksikannya. Tapi mengingat saya cenderung tertidur tiap melihat tari Jawa, serta fakta bahwa pentas itu tidak gratis, saya memutuskan lebih baik godaan itu ditahan dulu, hahaha.
Selesai berkeliling, saya berjalan sedikit untuk mencegat Metromini 75 ke arah Blok M. Turun di Tendean, berojek ria ke gerai kebab dekat lapangan Blok S. Perut yang keroncongan membuat saya membeli dua kebab. Aih rakus yah.
Berjalan kaki sebentar ke kos, cuci tangan, bersiap untuk makan. Waktu menyalakan televisi, ternyata salah satu film favoritku, Something’s Gotta Give, sedang diputar. Ah, ujung hari yang menyenangkan.
Senang, sekaligus agak sedih karena cuma sendiri, tanpa teman berbagi. Saya kesepian.
Leave a Reply