Tiga malam berturut-turut saya habiskan di Istora Senayan. Tujuannya cuma satu: menikmati Jakjazz. Meski sebetulnya nggak begitu mengerti, hahaha, tapi karena ada tiket gratis, sayang kan kalau nggak digunakan dengan baik dan benar 😀

Tadinya saya ingin datang hari Sabtu-Minggu saja, pas libur. Tapi Jumat malam, di kantor saya sempat berselancar sebentar di internet dan ngecek jadwal Jakjazz: ternyata malam itu ada Maliq n d’Essentials! Maliq adalah salah satu band favorit saya. Musiknya bagus, catchy, dan mudah dicerna telinga awam saya. Selain itu, lagi-lagi, saya melekatkan kenangan masa lalu pada lagu-lagu mereka, terutama di album pertama.

Jadilah dari kantor saya mampir kos untuk ganti baju sekadarnya, lalu tanpa mandi segera melesat ke Istora. Sendirian. Agak sulit cari partner yang mau ngabisin duit ratusan ribu sekadar untuk nemenin saya hahaha. Dan saya tak punya pula teman ber-ID Jakjazz yang bisa digandeng.

Sampai sana, Maliq sudah mentas di panggung Amphitheatre. Entah lagu keberapa. Saya berhati-hati melangkah di aspal yang becek gara-gara hujan. Setelah mendapat spot yang lumayan nyaman, saya mulai ikut menyanyi dan sedikit bergoyang. Agak tanggung, karena sendirian itu tadi hahaha, nggak ada mitra gila-gilaan. Seperti dua pentas mereka yang bertahun-tahun lalu saya datangi, aksi panggung mereka masih atraktif. Tapi beberapa nada meleset keluar dari mulut Angga dan Indah, vokalis Maliq.

Maliq kelar, saya masuk sebentar ke Concert Hall, tapi cuma kebagian lagu terakhirnya Ray Harris & The Fusion Experience. Jadilah saya beringsut ke panggung Skyline Terrace, mencari tempat duduk yang nyaman strategis untuk menonton Tompi. Lelaki bertopi itu muncul di panggung terlambat setengah jam dari jadwalnya. Saya yang ngantuk berat sempat tertidur hehehe. Tapi penantian saya ternyata berarti….

Tompi bagus banget! Sebelumnya, kecuali di televisi, saya belum pernah liat dia mentas. Bahwa dia dokter bersuara bagus dan unik, ya, saya tahu itu. Teknik scat-nya asyik, saya pernah dengar sih. Tapi malam itu saya baru tahu, Tompi juga penghibur andal, komunikator ulung, dan penata lagu yang cihuy. Bahkan lagu ST 12 bisa dia bawakan dengan super-duper-keren-sekali. Ah, saya suka! Adakah lelaki seperti dia yang masih lajang dan tersedia di pasaran? *hehe curhat perempuan “haus” nih*

Di hari kedua, saya datang bersama Vennie dan adik-adiknya. Agak telat karena kumpul-kumpul dulu sama Yugha dan Rina di Plaza Semanggi. Kebagian buntut konsernya Daniel Sahuleka. sedikit Open Hands Project, serta beberapa puluh menit Ireng Maulana feat. Andien & Afgan. Sempat berfoto pula dengan noraknya, hihihi.

Hari ketiga saya habiskan sendiri lagi. Sempat ketemu dengan beberapa rekan kantor sih, tapi tetap saja saya praktis kukulunuan (bahasa Sunda, artinya luntang-lantung lah) sendiri. Lagi asyik nonton Syaharani & The Queenfireworks di Amphitheatre, eh, hujan tiba-tiba mengguyur penonton. Kontan kami kocar-kacir berteduh. Saya mengungsi ke atas, ke arah warung-warung makanan. Sambil mengunyah siomay (yang pembeliannya saya sesali karena mahal dan nggak seenak saya kira), saya sempat menikmati beberapa lagu lagi dari Syaharani.

Kemudian karena kaki pegal, saya duduk di Skyline Terrace sambil nonton Roland Tchakounte, musisi blues dari Perancis. Musiknya menyenangkan meski tak sepatah kata pun saya mengerti. Sayang sistem suara (sound)-nya agak kacau, beberapa kali feedback, mikrofon mati, bahkan soundnya sendiri juga sempat mati.

Sempat pula saya ke Concert Hall untuk Yellowjackets. Berat. Ternyata saya adalah tipikal manusia Indonesia: lebih suka musik yang “mudah” dan berlirik hehehe, di mana kita bisa bernyanyi bersama. Jadilah saya keluar, kembali ke Amphitheatre, melihat Nera. Musiknya asyik, memasukkan unsur-unsur etnik, meski wallahualam apa yang dinyanyikan si vokalis — syairnya dalam bahasa Flores hahaha.

Pukul 23.15, giliran Ran yang manggung di Skyline Terrace. Lumayan. Saya cuma kenal beberapa lagu mereka sih. Tapi dua vokalisnya sering tampak bingung mau ngapain (selain nyanyi) di panggung. Yang jelas, beberapa personel Ran dan bandnya… adalah brondong-brondong yang menggiurkan, uhm, lucu-lucu dan menggemaskan, aaaah jadi pengen deeeh…

Dan sekarang, setelah tiga malam yang menyenangkan itu… Saya harus kembali ke dunia nyata. (>____<)

Komentar via Facebook | Facebook comments