Film Indonesia yang menyentuh tentang penyesalan, harapan, dan makanan Minang nan lezat. Alkisah, Hans adalah pemuda Papua yang merantau ke Jakarta demi jadi pemain bola profesional… tapi malah jadi gelandangan, lantas bekerja di rumah makan Padang bernama Takana Juo.


Skenarionya mengalir lancar lengkap dengan humor mop khas Papua, akting pemainnya mantap, sinematografi rapi tanpa jadi pretensius, scoring dan musiknya pun keren dan membuat film makin “nendang”. Ini film serupa rendang: diolah dengan bumbu terbaik dan segenap rasa, makan waktu ekstra tapi hasilnya lezat.

Terselip pesan soal melawan prasangka, berbuat baik pada sesama, kemampuan berdamai seusai bertikai, dan produk dalam negeri yang lebih enak ketimbang barang impor.

Beberapa hari lalu waktu nonton, cuma ada 14 orang di dalam studio, termasuk saya dan Yoga. Tapi kamu bakal nonton juga, kan?

Tabula Rasa pantas dapat 5 bintang dalam skala 1-5 bintang.

http://www.tabularasafilm.comĀ 
*postingan ini tidak disponsori siapapun kecuali diri sendiri*
*gambar disalin dari muvila.com*

Komentar via Facebook | Facebook comments